Sabtu, 30 Oktober 2010

Reformasi Sepakbola Indonesia


Kronologi Tuntutan Reformasi Sepakbola Indonesia
Tuntutan akan adanya perubahan, penyegaran, dan reformasi pada persepakbolaan Indonesia sudah berlangsung cukup lama. Namun puncaknya dimulai pada akhir tahun 2009, mengikuti kegagalan beruntun tim sepakbola Indonesia di beberapa laga internasional. Kegagalan ini membuat publik semakin merasakan perlunya reformasi persepakbolaan Indonesia.
Berikut ini adalah kronologi tuntutan akan reformasi persepakbolaan Indonesia sejak Desember 2009 hingga Juli 2010, ketika Gerakan Reformasi Sepakbola Nasional Indonesia dibentuk.
  • 10 Desember 2009
  • Ada desakan publik agar Nurdin Halid mundur pasca kekalahan tim nasional sepakbola Indonesia dari Myanmar 1-3 di SEA Games Laos. Sebelumnya, Indonesia hanya bisa main imbang 2-2 lawan Singapura pada 5 Desember 2009, dan ditekuk tuan rumah Laos 1-2 pada 7 Desember 2009.
  • 6 Januari 2010
  • Indonesia menelan kekalahan dari Oman, 1-2, dan dipastikan gagal tampil di putaran final Piala Asia 2011. Di babak penyisihan pun tim Indonesia tidak pernah menang sekali pun.
  • 25 Januari 2010
  • Presiden SBY menerima trofi Piala Dunia di Istana Negara. Himbauannya, “Pecinta sepakbola, kita jadikan peristiwa ini sebagai tekad besar untuk kebangkitan kita dalam olahraga sepakbola di Tanah Air.”
  • 5 Februari 2010
  • Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengumumkan rencana penyelenggaraan Kongres Sepakbola Nasional (KSN)
  • 21 Maret 2010
  • Sejumlah mantan pemain tim nasional, dipimpin oleh Oyong Liza, dengan tokoh nasional MF Siregar, pengusaha Arifin Panigoro, dan para wartawan, menggelar diskusi reformasi sepakbola Indonesia menyambut pelaksanaan KSN
  • 30-31 Maret 2010
  • KSN berlangsung di Malang, Jawa Timur. Hasilnya adalah “Rekomendasi Malang,” yang berisi 7 butir rekomendasi, yaitu:
    1. PSSI perlu segera melakukan reformasi dan restrukturisasi atas dasar usul, saran dan kritik serta harapan masyarakat dan mengambil langkah-langkah konkret sesuai aturan yang berlaku untuk mencapai prestasi yang diharapkan masyarakat.
    2. Perlu adanya pembangunan dan peningkatan infrastruktur olahraga, khususnya sepakbola.
    3. PSSI perlu meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan sinkronisasi dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama KONI Pusat dan Pemerintah.
    4. Dilakukan pembinaan sejak usia dini melalui penanganan secara khusus melalui pendekatan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan melibatkan tim yang terdiri dari dokter, psikolog, pemandu bakat, dan pakar olahraga dan perlu segera disusun kurikulum standar nasional untuk penyelenggaraan Sekolah Sepakbola, PPLP dan PPLM Sepakbola.
    5. Metode pembinaan atlet pelajar/muda agar juga memperhatikan pendidikan formalnya.
    6. Pemerintah menyediakan anggaran dari APBN dan APBD untuk mendukung dan menunjang target dan pencapaian sasaran untuk menuju prestasi (karena dana APBD masih dibutuhkan untuk stimulan).
    7. Perlu segera disusun dan dilaksanakan program pembinaan prestasi yang fokus kepada pembentukan tim nasional untuk menjadi juara dalam SEA Games 2011.
  • 5 Mei 2010
  • Sejumlah tokoh, pecinta sepakbola, wartawan, dan pekerja profesional membentuk Satuan Tugas Khusus Gerakan Reformasi Sepakbola Nasional Indonesia (GRSNI) untuk melakukan kajian komprehensif dari pengalaman reformasi sepakbola di negara-negara lain dan menindaklanjuti hasil-hasil KSN yang tidak dipatuhi dan dilaksanakan oleh PSSI
  • 27 Mei 2010
  • Diskusi GRSNI dengan narasumber dari Australia Brendan Schwab, CEO Australian Professional Footballers Association. Acara ini dihadiri pengurus KONI Pusat dan wakil dari Kantor Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga RI
  • 11 Juni 2010
  • Presiden SBY melontarkan pertanyaan kepada publik, “Kapan, ya, kira-kira PSSI (timnas Indonesia) masuk Piala Dunia?” disela-sela acara nonton bersama pembukaan Piala Dunia 2010 antara tim Afrika Selatan melawan Meksiko di Ballroom Puri Kencana Hotel Intercontinental, Bali
  • 4 Juli 2010
  • Anggota GRSNI mengirimkan “Surat Terbuka Untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono” yang dimuat di harian Koran Tempo edisi 4 Juli 2010. Surat ini berisi desakan agar Kepala Negara mendukung gerakan reformasi sepakbola Indonesia sebagai tindak lanjut KSN Malang
  • 5 Juli 2010
  • Presiden SBY menagih langkah konkret pasca KSN Malang. Presiden menargetkan Indonesia, dalam jangka menengah, bisa ikut berkiprah dan berprestasi di tingkat Asia Tenggara, dan berada di papan atas
  • 7 Juli 2010
  • Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallaraneng menerima laporan akhir “Buku Putih Reformasi Sepakbola Indonesia” dari GRSNI untuk diserahkan kepada Presiden SBY
  • 12 Juli 2010
  • Presiden SBY menerima GRSNI dan membahas “Buku Putih Reformasi Sepakbola Indonesia” dilanjutkan dengan nonton bersama Final Piala Dunia dengan sejumlah menteri di Puri Cikeas. sumber : ligaprimerindonesia.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar